I can't understand why it's so hard to update new posts on this blog. Then I tried to think some reason why it happened.
Ternyata, salah satu alasan mengapa saya malas update blog kartu pos ini ya karena susahnya mewujudkan 'rasa' dalam tulisan ketika saya harus menggunakan Bahasa Inggris. Lagian ngapain sih gaya banget pake Bahasa Inggris segala?
Jadi gini, dulu saya bikin blog khusus untuk kartu pos ini memang inginnya menyasar pembaca dari luar negeri. Sejak jatuh cinta pada aktivitas bertukar kartu pos, saya rutin menggunakan 2 platform yang memfasilitasi hobi saling kirim kartu pos antar negara.
Ceritanya boleh dibaca dulu di bawah ini ya : (bisa langsung klik)
👇👇👇👇👇👇👇👇👇
United by Postcards 👈👈👈👈👈👈
Anu, bikin tulisan itu rasanya kayak berabad-abad karena saya harus belajar untuk menerjemahkannya ke dalam Bahasa Inggris. Kalau kalian gimana pas baca artikel itu? Kayaknya tidak kesulitan seperti saya yang menuliskannya yaaa...
Ada yang pernah mengomentari kalau Bahasa Inggris yang saya gunakan untuk menulis itu masih terkesan kayak terjemahan dari Google aja, belum sesuai dengan tata bahasa yang biasa digunakan oleh negara aslinya sana. Duh lah, saya pun jadi patah semangat. Nglokro kalau kata orang Jawa.
Gitu deehh... akhirnya aktivitas update blog khusus kartu pos ini terhenti pada tahun 2016. Saat itu saya menuliskan kenangan terhadap seorang sahabat blogger yang telah berpulang setelah bertahun-tahun berjuang melawan kanker. Almarhumah bernama Deasy Maslianita Burhan, seorang food blogger yang foto-fotonya sangat menakjubkan sehingga akhirnya saya meminta beberapa foto beliau untuk saya jadikan kartu pos.
Tulisan saya tentang hal itu, yang ternyata jadi tulisan terakhir sebelum akhirnya blog ini mangkrak bertahun-tahun, bisa kalian baca di sini -> -> -> Remember You by Postcards
Apakah aktivitas berkirim kartu pos berakhir juga di tahun 2016 itu?
Tentu saja tidak. Hobi saya ini masih jalan terus, hanya saja tidak pernah sekalipun saya menuliskan hal-hal menyenangkan yang saya alami selama menjalani hobi ini ke dalam blog. Sungguh terweluuuu... segitu malasnya ya.
Mengapa saya malas menulis artikel di blog ini?
Setelah saya pikir-pikir lagi dengan serius, ternyata ritme mengerjakan sesuatu yang harus sempurna seperti saat bekerja ngantor dulu masih terbawa. Harus begini begitu, harus ada standar tertentu untuk menulis di blog ini.
Dulu sih angan-angan yang ada di benak saya, setiap kartu pos yang saya kirim dan saya terima, bisa saya posting di blog dengan format seperti yang ada di postingan ini : What is Moussaka?
Juga seperti artikel tentang Monticello yang bisa saya posting untuk menambah pengetahuan pembaca tentang gedung bersejarah ini. Kalian bisa baca langsung artikelnya dengan klik judul-judul yang saya beri warna itu yaaa...
Ternyata, standar ini-itu yang saya terapkan tadi malah memberatkan saya sendiri ketika hendak menulis artikel baru di blog ini. Kemampuan Bahasa Inggris saya hanya pas-pasan, cukup terengah-engah untuk mewujudkan standar yang terlalu tinggi tadi.
Ternyata, untuk menulis artikel di blog yang memang saya khususkan untuk penyaluran hobi ini, tak perlu sesempurna yang saya impikan.
Ye kaann... ngapain muluk-muluk kalau akhirnya blog ini mati suri. Huhuhuuu... berasa bersalah banget deh dengan blog tersayangku ini.
Kebetulan selepas pandemi saya sudah mulai lagi berkirim kartu pos keluar negeri. Oya, sebagai informasi nih, saat pandemi kan jadwal penerbangan luar negeri sangat minim, hampir tidak ada malah ya. Tentu saja ini sangat berpengaruh pada proses pengiriman kartu pos.
Dulu jaman belum pandemi aja, kartu pos akan menempuh waktu yang tak tentu untuk sampai ke tangan penerimanya. Bahkan kadang ada yang tidak sampai, entah dia lenyap di mana. Bisa dibilang hobi ini memang melatih kesabaran.
Kalian mau lihat seperti apa saya menuliskan kata-kata di dalam kartu pos? *ih kayak ada yang nanya aja 😁
Pesan untuk si penerima sih sederhana saja, bukan yang terlalu rumit. Apalagi mengingat kartu pos ini akan terbaca dengan mudah oleh siapa saja yang kebetulan melihatnya. Kartu pos terkirim ke negara si penerima tanpa amplop. Jadi apapun yang tertulis di situ ya udah akan terlihat jelas, termasuk terbaca oleh petugas pos.
Bagian depan kartu pos |
Bagian belakang kartu pos |
Ada 2 platform sistem tukar-menukar kartu pos yang saya ikuti, yaitu Postcrossing dan Postcard United. Sistemnya gini, saya akan meminta alamat untuk dikirimi kartu pos. Nanti oleh sistem akan diberikan secara acak. Setelah saya mengirim dan kartu pos tersebut diterima, maka si penerima akan meregistrasikan kartu saya tadi di sistem menggunakan kode angka yang tertera, misal ID-384567 seperti yang terlihat di atas ini.
Saya mengirim kartu pos bergambar teh ini sesuai permintaan member bernama Natasha yang profilnya bisa saya baca di web. Setiap anggota platform boleh menuliskan kesukaan mereka terhadap kartu pos jenis tertentu. Misalnya kayak Natasha dari USA ini, dia suka kartu pos bergambar teh. Maka saya pun mengirimkan kartu pos tersebut kepadanya. Kebetulan saya memang punya stok kartu pos bergambar teh, juga perangko yang bergambar teh. Saya berharap dia akan bahagia ketika menerima kartu tersebut.
Jika kita tidak memiliki kartu pos sesuai kegemaran anggota yang lain, tak mengapa. Preferensi di atas hanya panduan. Kita bebas mengirimkan kartu pos apa saja yang kita punya. Jika bisa memenuhi harapan si penerima akan menjadi nilai lebih persahabatan yang terjalin melalui kartu pos ini.
Bagaimana menurut kalian hobi jaman kuno yang masih saya lakukan ini, mau mencobanya juga? 😉
Semoga setelah ini tak ada lagi males-malesan update blog. Nggak usah terlalu memaksakan diri untuk menulis dalam bahasa asing lah kalau memang sedang tidak punya waktu untuk menerjemahkan dengan serius.
Nulis gini aja gapapa kan, my dear friends?
63 Comments
Iyaa gapapa....nek nganggo basa enggres nyong malah ora ngerti, kuwi nulis opo 😂😂
ReplyDeleteSelamat meng-update blog lagi....sesuka hati 😍😍
Hehehe...bahasa inggris harian ala orang Indonesia Insya Allah sedikit paham mbak. Tapi kalo udah nggak paham, tenang ada mbah google ahahaha....selalu menarik kalo lihat postcard
ReplyDeleteHehehe emang kalo kebanyakan aturan ini itu malah jadi males ngerjain yah mbaak, padahal yang bikin aturan kita sendiri. Fleksibel udah yang paling asyik sih. Kayak aku kalo mau posting Kdrama di blog kebanyakan riset dan bikin meme akhirnya malah kagak posting2 deh hahaha
ReplyDeleteIya mba posting blog itu ga usah pake SOP yang meribetkan ntar malah jd ga posting2 tulisan. Sayapun gt posting sesuai mood dan kesukaan saya jd lebih lancar aja nulisnya
ReplyDeleteDilanjut lagi aja. Mbak. Kan bisa sambil latihan bahasa inggris juga. Emang cara bertutur logika bahasa kita beda ama yg native. tapi intinya komunikasi kan yg penting sama2 ngerti. Aku semangatin deh..
ReplyDeleteaku juga ih akhir akhir ini agak males update blog padahal banyak banget bahan tulisan yang bisa jadi jadi blogpost hihihi, semoga bulan depan dateng lagi moodnya hihi
ReplyDeleteNah iya..kadangkala keinginan untuk hasil yg sempurna justru menghambat munculnya suatu karya ya.. Aku sendiri misalnya, entah berapa.kali revisi tiap nulis/ apdet blog..bahkan kadang gak.jadi tekan publish karena merasa nggak bagus..haha.. begitulah ceritaku..
ReplyDeleteKok sama dengan pengalaman dengan blog saya yang satu itu, ya, Mbak. Di blog itu saya juga pakai aturan yang malah buat saya mager untuk nulis di sana. Tadinya mau disesuaikan dengan niche tertentu, eh malah gak nulis-nulis hahaha
ReplyDeleteWah kereen ini, postcard bisa jadi ide nulis di blog dan Bahasa Inggris pula. Dulu saya suka juga ngumpulin postcard tapi buat properti foto. Sekarang ini kalau mau beli postcard dimana ya mbak?
ReplyDeleteKebanyakan saya belinya online, mba. Klo di Semarang, beli kartu pos bisa di toko wingko yang di dekat bunderan Bubakan, arah mau masuk ke Kota Lama. Di kantor pos Johar juga ada, belinya khusus di counter filateli.
DeleteMasya Allah ini hobinya keren banget ya
ReplyDeleteZaman semua serba digital begini tentu akan berkesan sekali masih mengirim dan menerima kartu pos. Dari berbagai lokasi di dunia pula. Sungguh keren ini Mbak. Memang ya kalau mau nulis itu kadang banyak mikirnya.yang ujung-ujungnya batal ditulis kwkwk. Semangat konsisten cerita tentang kartu pos lagi Mbak Uniek. Ditunggu cerita serunya
Iya nih mbzk Uniek ada koq yg mau nanya tentang apa da gimsna sih itu BLOG KARTU POS hehe... bagi donk linknya, mbak Uniek Kl tentang tukar menukar kartupos antar teman and antar negara bunda udah mulai ketika th 1956 hehe mbak Uniek ijik ning langit ke7 ya. Kan blm ada tuh blog2an jd beneran phisical sending postcards to several countries. Nah kl yg via blog pengen juga bunda baca2. Tq
ReplyDeleteSaya kirim kartu posnya ya tetap secara fisik, Bunda, tetap ada wujud kartu pos yang dikirim ke luar negeri. Blog ini hanya untuk mengarsipkannya saja.
DeleteMbak Uniek, aku tuh dulu rajin postcrossing. Senang aja dapat random postcard dari overseas. Kadang postcard yang ku kirim itu hasil fotoku lalu dicetak. Sekarang udah stop, nih. Ingin ajarin anakku swap postcard kan seru tuh pergi ke kantor pos bareng, nempel perangko. hihi ....
ReplyDeleteSeru lhooo... ayo aktif lagi ikutan bertukar kartu post. Ga harus dari sistem Postcrossing sih, swap langsung dengan orang lain yang ada di facebook juga bisa.
Deletepernah ada di fase kya mbak, males nulis gegara di bilang tulisan di blog ga sesuai kaidah penulisan bahasa indonesia yang baik dan benar. Eh tapi aku mulai berpikir, awal aku ngeblog buat sharing ke sesama teman dan pasti gaya bahasanya lebih santai. Aku tulis blog bukan tulis karya ilmiah jadi gpp pake bahasa sesuka hatiku heheheh. Jangan jadikan persepsi orang lain menghentikan kesukaanmu mbak
ReplyDeleteIya, terima kasih untuk supportnya, Mba Tuty.
DeleteHehe toss mbak
ReplyDeleteKadang pengen gitu ya nulis di blog dengan pakem tertentu supaya bagus gitu
Tapi aku malah jadi Magetan
Bikin blog yg awalnya ber niche tertentu, eh ujung e tetap Gado-gado haha
Padahal nih kalau lihat statistik blogku sendiri pun ada pembaca dari beberapa negara. Kadang mikir juga sih, apakah mereka paham dengan apa yang tuliskan diblog. Tapi temanku ada yang selalu bikin bersebelahan gitu mak Uniek
ReplyDeleteSeru pasti ya berkirim kartu post begitu, mbak.
ReplyDeleteKadang pembaca tu gitu ya, mbak. Memberikan komentar yang bikin nggak enak hati. Dia nggak tahu kita bisa down kalau dapat pesan-pesan tertentu. Semangat, mbak unik...
Bahasa Inggris saya tuh kacau banget, gak bisa sih intinya. Terus suatu hari pengen banget menulis postingan dalam Bahasa Inggris. Akhirnya saya terjemahkan dulu ala kadarnya, baru deh minta tolong sana sini terjemahkan sama teman yang jago cas cis cus inglis~
ReplyDeleteWakss aku jadi inget tulisanku di blog satunya. Sama ini nasibnya. Ada di draft bertahun-tahun. Padahal waktu itu rencananya nulis 10 tulisan saja yang berbahasa Inggris. Selesainya cuma 2. Sejak 2020 sampai sekarang belum dikelarin. Padahal itu harusnya berseri postingannya. Bener nih Mba, kayaknya gak harus sempurna dulu. Yang penting sudah berproses dan hasilnya pasti ada.
ReplyDeletehehehe I guess it's not that hard but it takes a while indeed to do so yaaa
ReplyDeleteNulis gini aja enak banget dibaca, mbak. Ayo mbak tulis lagi :D
ReplyDeleteSoal bahasa Inggris, ada beberapa artikel di blog ku yang full bahasa Inggris. View-nya tinggi :D Mungkin karena kebetulan nyangkut di pencarian, dan memang memudahkan pembaca asing mengetahui isinya :D
Nah itu dia Mba Rien, tadinya kan blog ini kugunakan untuk menunjukkan kartu-kartu pos dari Indonesia, biar orang luar negeri bisa melihat dan saling tukar-kirim gitu.
DeleteWah, seru juga ya mbak.. Aktivitas berkirim kartu post ini. Unik juga. Bisa dikoleksi. Ada kawan blogger dari Jogja juga yang suka betukar kartu post gini. Ini ada wadahnya ya mb?
ReplyDeleteIya mba, ada komunitasnya. Mungkin sesama anggota Komunitas Postcrossing Indonesia yaa...
DeleteAku kirimkan semangat dari sini, Mbak Unik. Wus wus..
ReplyDeleteMeskipun ada yang komentar bahasa Inggrisnya kayak terjemahan dari Google. Ya ora pipp, yang pentinf kita udah usaha. Lama jelamaan kita juga akan mulai terbiasa dg tulisan enggress dan pelan-pelan sesuai dg kaidah kebahasaan enggres.
Hoby ngumpulin perangko itu hoby yang langka, Mbak. Teruskanlah, teruskanlah...
Iya saya pun berat banget rasanya kalau menulis harus pakai pakem2 tertentu. Mending bebas lepas kutinggalkan saja semua bebaan dihatiku melayang ku melayamg jauh...... Edebra edebrush
ReplyDeleteEeeaaa
Ko sistem bertukar kartu pos nya menarik ya mba. Dan jujur aja baru tau ternyata kegemaran ini masih berjalan di era serba digital, padahal cari kartu pos sekarang ga mudah. Era belum internet booming kaya sekarang paling cuma pernah ikut2an menulis dgn sahabat pena
ReplyDeleteTerkadang hal-hal yang biasa dilakukan tuh bikin bosen. Kudu nyari kegiatan lain biar rindu ngeblog
ReplyDeleteMba Unieeekkkk, freestyle aja udaahhh klo nuliisss 😂😂😂
ReplyDeleteKadang akutu ngerasa mb Uniek ini Gus Mul versi emak2 lhooo
Renyaahh bgt klo crita di blog.
Usul: Blog ini khusus tsurhatt asoy aja gimanaaaa
Saya juga punya blog kedua khusus traveling tapi jarang update, karena dinanti-nanti nulisnya. Emang harusnya jangan menunda-nunda ya kalau niatnya mau nulis harusnya nulis aja terus di blognya biar postingannya rutin
ReplyDeleteSama kayak aku mbak, kalo pake bahasa Indonesia yang baku malah bingung dan stuck. Jadinya nulis suka suka, sambil belajar...
ReplyDeleteMeski hobi, kadang emang butuh tenaga lebih ya, Mbak buat isi blog. Aku sendiri udah lama gak nulis bahasa Inggris. Jadi ya paling aras-arasan juga, hehehe
ReplyDeleteSemoga habis ini makin semangat!
Meski hobi, kadang emang butuh tenaga lebih ya, Mbak buat isi blog. Aku sendiri udah lama gak nulis bahasa Inggris. Jadi ya paling aras-arasan juga, hehehe
ReplyDeleteSemoga habis ini makin semangat!
Mulai semangat lagi ya sekrang kirim kartu posnya, buat cari aktivitas lain juga ya mbak,
ReplyDeleteaku udah lihat cara mulisnya kok hihihi kan udah pernah dikirimin.
Sekarang sih yg penting update blog aja dulu , gak harus pakai bahasa asing gpp
Ni aku ngalamin juga si mbak ide udah ada tapi hasil fotonya ga maksimal pengennya artikel foto swndiri dong biar maksimal jadinya malahga semangat nulis. Jadi skr memcoba ga terlalu perfectionist lagi lah
ReplyDeleteAmiin makasih maak semangatnya, bermanfaat sekali bagi saya yg newbie di dunia blog.
ReplyDeleteBtw cakep cakep gambarnya maak.
Seru banget yaaa berkirim kartu begitu. Saya pernah dikasi gambar bunga Sakura. Keren banget deh. Apa saya harus kirim ke Jepang?
ReplyDeleteJadi inget jaman SMA dulu saling tukar kabar sama soulmate lewat surat dan kehadiran Pak Pos selalu ditungu2.. Aku baca santai tulisan Mbak Uniek ini juga seru lho!
ReplyDeleteHwaaaa ini masalah aku banget :( . Gatau kenapa akhir2 ini malas update blog. Padahal pr dan bahan tulisan banyak banget
ReplyDeleteKeren juga loh, Mba, apalagi kalau kartu pos yang gambarnya khas Indonesia ya, apalagi sekarang kartu pos bisa bikin sendiri. Jadi promo juga kan, blog bahasa inggris PV juga bagus kalau bisa nyangkut ke luar
ReplyDeleteUdah lama ga kirim kartu sama mba Uniek lagi nih
ReplyDeleteKebetulan aku punya tintin
Alamat masih sama kan mbak?
Masih sama, Ama. Thks yaaa...
DeleteWhooaaaa postcards nya keren2 amaaattt
ReplyDeleteWis tho mbaaa, rasah bingung sama komentar orang. Yg namanya ngeblog itu pokoke ya sesuai dgn apa yg kita mau dahlahhhh
bwahahaha...
Deletekadang perfeksionis itu menghambat... jadi overthinking mau nulis aja banyak sekali yg dipikirkan akhirnya ya gak jadi nulis... huks
Kak unieekk, aku pun punya nih segepok kartu pos suvenir hahaha... duh pengen diapain gitu, tapi kok endingnya teronggok begitu saja di laci.
Ah kalau kirim post card jaman sekarang masih ada nggak ya? Pengen deh ikut berbaur gitu. merasakan bertukar cerita lewat kertas bukan lewat whatsapp
ReplyDeleteLah ini kan saya masih kirim-kiriman kartu pos 😉
DeleteKalau full inggris saya bingung mau nulis komentarnya. Nulis dengan bahagia sajalah
ReplyDeleteKeren ya bisa saling interaksi via pos, aku ngga pernah nih coba yg bgituan
ReplyDeleteApalah aku mbak, yang masih up and down nulis blog, padahal masih sebiji huhuhu..
ReplyDeleteTapi sepertinya iya ya mbak, standart diri malah ada kalanya jadi penghambat
Dulu saya suka mengirim, menerima, dan mengoleksi kartu pos juga ... entah ya sudah di mana kartu2 pos saya .. hiks.
ReplyDeleteBtw, jadi ingat saya sudah lama gak update blog yang sub domain ... blog buku saya ....
Benar banget ...setuju dengan aluk sls
ReplyDeleteSaya juga punya satu lagi blog yang punya niche khusus tapi memang jarang diisi sih. Alasannya lebih sering nulis di blog utama.
ReplyDeleteMenarik banget mba konsep blognya. Saya juga punya blog Inggris, dibikin dalam rangka mengasah menulis dalam Bahasa Inggris
ReplyDeleteBener banget mba, kalo ngikut aturan dari a b c d e, malah ga dapet esensi tulisannya. Jadi kalau aku, liat topik, langsung tulis aja tanpa dengerin org lain dulu. Kalo udh jadi, baru deh minta pendapat
ReplyDeleteYa ampun menurutku udah keren sih mbak semangatnya meski pun belum sesuai rencana untuk konsistensinya idealisme mbak dalam membuat artikel untuk blog kartu post ini oke banget
ReplyDeleteEmang suka males dan ngerasa berat ya kalau ngerjain sesuatu dibawah tekanan dan aturan padahal aturannya itu bikinan sendiri.
ReplyDeleteSebagai newbie dalam dunia blog aku juga mengalami hal ini,mba. Banyak yang mau ditulis tapi banyak yang harus diperhatikan alhasil bingung mau nulis apa dan berhenti nulis, hehe
ReplyDeleteKadang memang kita terpaksa menurunkan standar agar bisa tetap waras sih. Aku sendiri juga perfeksionis, kalo ngga sesuai bisa ngga mood haha. Cuma akhir-akhir ini aku belajar ngga ngoyo sih, biar hidup lebih tenang hehe
ReplyDeleteDaku aliran kuno Mbak. Suka banget sama kartu pos ini, saya hobi filateli zaman Aliyah dan S1 Mbak. Pernah pula dapat kartu pos. Btw tentang update blog apa aja deh Mbak, yg sekiranya nyaman dan ala kita. Semangat update blog.
ReplyDeleteJaman sekolah dan kuliah dulu malah belum punya hobi gini, belum ada duitnya soalnya hehehee.. setelah bekerja baru ada dana utk beli segala macam kartu pos , perangko dan kelengkapan lainnya.
Delete