Beberapa kali saya mendapatkan komentar di blog ini tentang jarangnya aktivitas berkirim kartu pos di masa sekarang. Entah benar entah tidak ya, mungkin karena ada perbedaan circle pertemanan dan hobi saja sehingga aktivitas berkirim kartu pos dianggap telah langka.
Pada kenyataannya, di dalam komunitas Postcrossing masih ada ribuan, bahkan jutaan orang yang tetap melanggengkan hobi yang disebut aktivitas jaman kuno ini hehehee...
Trend berkirim surat dalam wujud fisik memang sudah tidak relevan lagi seiring dengan kemajuan teknologi. Bertukar kabar akan semakin cepat dan terasa praktis melalui surel, ataupun bisa saling menyapa melalui media sosial.
Berkirim Kartu Pos di Era Digital
Keberadaan kartu pos semakin tenggelam seiring dengan maraknya penggunaan internet. Orang-orang yang masih punya kegemaran berkirim kartu pos dianggap kuno, tidak mengikuti jaman.
Padahal jika ditelusuri lebih jauh, aktivitas saling bertukar kartu pos di seluruh dunia (salah satunya melalui platform postcrossing.com) luar biasa tinggi lalu lintasnya. Setiap harinya, update di platform itu per jamnya selalu berubah, menampilkan kiriman-kiriman terbaru secara real time melalui web tersebut.
Aktivitas saling tukar kartu pos antar negara justru mengikuti perkembangan teknologi loooh... Para penggemar kartu pos yang tergabung melalui platform web tersebut di atas memanfaatkan kecanggihan digital untuk terhubung dengan orang lain di belahan dunia yang berbeda.
Sebagai anggota di dalam platform tersebut, kita bisa mendapatkan nama dan alamat orang lain yang akan kita kirimi kartu pos secara acak. Sistem yang ada di postcrossing.com lah yang akan memilihkan untuk kita secara random. Canggih kaaan...
Nantinya, ketika kartu pos yang kita kirimkan itu telah sampai kepada si penerima dan dia memasukkan nomer registrasi yang telah kita tuliskan pada kartu pos ke dalam web (tepatnya di bagian Register a postcard), maka kita akan mendapatkan balasan kartu pos dari anggota yang lain secara random.
Buatku pribadi, bertukar kartu pos dengan cara modern ini sangaaaattt menyenangkan. Nggak perlu repot-repot mencari siapa yang mau dikirimi dan nantinya akan mendapatkan kartu pos yang surprise banget dari orang lain.
Gimana, apakah menurut kalian aktivitas ini masih bisa dibilang kekunoan setelah mengetahui fakta di atas? 😉
Diskon 79 Persen Berkirim Kartu Pos Dalam Negeri
Mahal nggak sih kirim-kirim kartu pos gitu?
Saya pernah mendapatkan pertanyaan ini dari teman-teman yang kebetulan tidak memiliki hobi berkirim dan tukar kartu pos. Harapannya setelah ini teman-teman jadi lebih paham ya tentang berapa biaya berkirim kartu pos.
Berbeda dengan pengiriman melalui paket yang ada resinya, berkirim kartu pos jauh lebih tak terduga kapan nyampainya. Itulah mengapa berkirim surat dan kartu pos dengan menggunakan perangko disebut snail mail.
Jika kita membayarkan sejumlah uang kepada kurir ketika berkirim paket, untuk pengiriman kartu pos kita membayarnya dengan perangko. Perangko merupakan tanda pembayaran sah yang dikeluarkan oleh Posindo untuk berkirim surat dan kartu pos.
Bagi yang belum tahu, perangko tuh bentuknya kayak stiker, nantinya ditempel di bagian belakang kartu pos bersama dengan alamat si penerima. Perangko dicetak di atas kertas resmi yang dibuat oleh percetakan negara.
Nominal masing-masing perangko berbeda-beda, ada yang 3000, 3500, 4000, 5000 bahkan 10.000 rupiah. Kita bisa menempelkan beberapa perangko, misal biayanya 7000 rupiah maka perangkonya bisa 2 buah, yaitu yang 3000 dan 4000.
Fun fact nih seputar ongkos perangko saat kirim kartu pos. Kirim ke luar negeri bisa jauh lebih murah dibandingkan ke dalam negeri loooh...
Untuk tujuan negara-negara Eropa, biayanya 9000 saja. Berbanding jauuuh banget ketika saya akan berkirim kartu pos dengan tujuan kota-kota di luar Jawa, bisa di atas 10.000. Entahlah, saya tidak tahu dengan perhitungan sistem logistik di Posindo, bisa jadi mekanisme pengirimannya yang membuat biaya pengiriman antar pulau lebih mahal dibandingkan pengiriman ke luar negeri.
Makanya, senang sekali loh ketika kantor pos (Posindo) menginformasikan adanya diskon 79% untuk pengiriman kartu pos dalam rangka Hari Bhakti Postel. Informasi ini disambut dengan gegap gempita oleh seluruh pegiat tukar-menukar kartu pos.
Dalam bulan ini saja, entah sudah berapa belas kartu pos yang saya kirimkan untuk teman-teman sesama Postcrosser (sebutan pehobi kirim kartu pos). Mumpung kaaann...
Diskon 79% ini berlaku dari tanggal 27 September - 26 Oktober 2024.
Sebagian kartu pos yang telah saya kirim selama periode diskon 79% |
Bayangin aja nih, misal saya kirim sesama Kota Semarang yang tarifnya 3000 rupiah, maka dengan diskon 79% ini saya hanya perlu membayar 630 rupiah. Mantap jaya kaaannn...
Memangnya ada perangko dengan nominal 630?
Tentu saja tidak ada ya, kawan. Namun bagi penggemar kartu pos yang sudah lama mengoleksi perangko dengan nominal rupiah kecil-kecil, hal ini tidak masalah. Saya punya banyak perangko nominal 300, 500 dan 700 rupiah. Jadi, mau menggabungkan yang 300 dan 500 bisa. Mau pakai 1 perangko saja yang 700 pun bisa. Tidak harus tepat 630 rupiah, bisa dilebihkan demi amannya.
Gimana, menyenangkan toh berkirim-kirim kartu pos gini. Apalagi saat ini desain kartu pos bagus-bagus loh. Mau bikin desain eksklusif pun bisa kita lakukan sendiri.
Yuukk... kita kirim-kiriman kartu pos, teman.
26 Comments
Dulu saya sering lihat ada kartu pos bergambar wisata alam Indonesia, Mbak. Namun sekarang jarang. Padahal aktivitas saling berkirim kartu pos masih terus berlangsung ya, Mbak. Dari sini, kita bisa saling mengenal negara.
ReplyDeleteMasih banyaaak pak kartu posnya. Bagus2 looh...
DeletePadahal nih ya, enakan saling bertukar kartu pos ya, kita bisa menyimpan kartu pos tersebut sebagai koleksi dan kenang-kenangan juga. Namun sekarang sudah jarang banget orang melakukannya. Beruntung ya sudah ada platform untuk saling berkirim kartu pos. BTW, ini tetap ngirim kartu pos secara fisik kan ya??!
ReplyDeleteIya, tetap kirim secara fisik, itulah makanya senang banget ada diskon 79% ini kak.
DeleteUnik ya memang kirim-kitim kartu pos ini. Apalagi urusan dengan perangko, kok bisa sesuatu banget biayanya malah lebih murah ke luar negeri.
ReplyDeleteBusyeeeettt, kakaknya ini ternyata jd filatelis udh lama bgt yak sampe ada perangko berdenominasi ratusan. Ini era 80-90an kyknya ya.
ReplyDeleteTerakhir kirim2 surat berperangko gini tuh sekitar tahun 97-an. Dulu sampe ngefans bgt ama artis2. Trs kirim surat buat minta foto. Haha.
Blm tahu sih kalo ada yg koleksi postcard setelah ke luar negeri. Ternyata bnyk yg ngejual. Dan di situlah kita bs punya kenangan utk saling bertukar postcard. Seru jg yak hobinya.
Nah asyiknya tuker2 kartu pos ini, kita malah ga kenal loh sama yg kita kirimi. Malah dapet kenalan baru seluruh dunia kak 😉
DeleteBtw saya bukan filatelis, tidak mengumpulkan benda2 pos. Perangko2 lama itu saya peroleh dari teman yang menjual koleksinya. 😁
Aku tuh sebenarnya pingin atuh berkirim-kirim kartu pos gitu. Dulu, aku malah suka sekali mengoleksi perangkonya. Punya sealbum akutuh. Rasanya, aku pingin lagi kirim-kiriman kartu pos.
ReplyDeleteHayuuk aja Kak Yuni, bisa kirim2an sama aku. Mumpung diskon 79% loooh... Japri alamat sini biar kukirimin.
DeleteDengan promo diskon sampai 79 persen dapat menarik gen Z untuk mencoba berkirim pesan lewat kartu pos ya mbak, mengingat sekarang desain kartu pos internasional yang unik dan keren.
ReplyDeleteIyes kak. Bikin kartu pos sendiri juga boleh kok. Desainnya udah ada di berbagai software desain, tinggal cetak aja.
DeleteAku setuju banget kalau kirim kartu pos itu lebih gak terduga. Dulu waktu kecil sering banget nungguin surat dari temen, rasanya tuh seneng banget pas suratnya datang. Beda banget sama sekarang yang serba instan.
ReplyDeleteNah bener kaaann... Sensasinya itu beda banget.
DeleteDulu aku juga aktif banget di postcrossing dan juga swap melalui komunitas di facebook! Jadi kangen deh kirim-kiriman kartu pos lagi!
ReplyDeleteHayuuuk kirim-kiriman sama aku.
DeleteAku dulu sering banget ngirim undian pake kartu pos, ahaha.. Tapi ternyata, sekarang juga masih ada komunitasnya ya, Mbak.
ReplyDeleteHahahaa klo yg buat kirim undian mah beda. Saya ga bakal mau dapet yg polosan warna orange itu 🤣🤣
DeleteWah masyaAllaah kangen banget akuuu. Ini kemarin jg baru dikirimin sama kakakku di jepang kartu pos bejibun wkwkw tp bingung mau korespondensian ama siapaa hihi
ReplyDeleteBisa sama aku kak, hayuk bertukar alamat biar bisa saling kirim kartu pos.
DeleteKalo kartu pos saya tidak mengoleksi. Kalau perangko saya ada koleksi walau sedikit. Mulai jaman Soeharto sampai tahun 2000an gitu deh
ReplyDeleteTerakhir saya kerja di Singapura kalau gak salah berhenti mengumpulkan perangko. Baik bekas maupun baru.
Eh terakhir beli perangko itu pas keluar edisi Baden powel.edisi Pramuka berapa tahun lalu sebelum covid-19 deh
Sebenarnya saya juga tidak mengoleksi kartu pos, Teh. Lebih suka mengirimnya dan nulis2 pesan di kartunya. Asyik gitu. Nah, dapet balasan kartu pos yang cantik2 dari berbagai negara itu bonusnya.
DeleteMemang sering terjadi, sesuatu yang menurut kita disukai banyak orang, ternyata sama sekali asing bagi banyak orang lainnya :)
ReplyDeleteKira-kira mirip dengan orang yang mengeluarkan statement, "Sekarang ini jarang sekali ada novel yang temanya bukan cinta-cintaan." Padahal, novel berbagai tema mudah ditemukan di toko buku.
Jadi ingat jaman masih SD SMP selalu ada tugas saling berkirim dengan kartu pos. Dan itu asik banget, ke kantor pos, antri, dll. Sekarang makin mudah juga nih karena ada layanan digital juga ternyata.
ReplyDeleteKlo kirim kartu posnya tetap harus ke kantor pos, pak. Yang digital itu komunitasnya aja.
DeleteLo perangko nominal kecil masih ada ya, secara saya juga jarang tahu orang berkirim surat menggunakan perangko. Saya seringnya terima surat dari kurir, sudah tidak ada lagi yang mengirim saya surat menggunakan perangko. Apalagi yang mengirim kartu pos
ReplyDeletewaah, aku tuh belakangan sering mampir ke blog ini jadi pengen kirim2 via post lagi. desain kartu post sendiri pake canva, print, kirim deh.. tapi baru sebatas keinginan xD
ReplyDelete